Teori Belajar Sosial, Ini Manfaat & Penerapannya

Dalam artikel ini, kita akan membahas Teori Belajar Sosial, sebuah konsep yang menarik yang membuka pintu pemahaman terhadap pembelajaran melalui pengamatan dan peniruan. Tidak hanya untuk kalangan guru, artikel ini ditujukan untuk siapa pun yang ingin mendalami teori belajar yang berfokus pada interaksi sosial dan pengaruh lingkungan terhadap perilaku manusia.

Apa itu Teori Belajar Sosial?

Sebelum merambah lebih jauh, kita perlu memahami esensi dari Teori Belajar Sosial. Jika sebelumnya kita mengenal teori Belajar Behavioristik yang menekankan penguatan dan respons terhadap stimulus, maka Teori Belajar Sosial adalah perluasan dari konsep ini. Fokusnya tetap pada bagaimana lingkungan dan penguatan memengaruhi perilaku, namun, dalam hal ini, melalui proses pengamatan.

Dalam konteks pembelajaran sosial, Feida (2020) menjelaskan bahwa Teori Belajar Sosial menekankan pada perubahan perilaku sosial yang diperoleh melalui pengamatan dan peniruan terhadap orang lain. Lingkungan, yang dihadapi secara kebetulan, dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan melalui proses pengamatan, individu akan memilih dan mengubah kondisi lingkungan tersebut untuk diterapkan dalam perilakunya sehari-hari.

Baca juga: Bagaimana Penerapan Teori Belajar Kognitif?

Teori Belajar Sosial Menurut Albert Bandura

Dalam pengembangan Teori Belajar Sosial, Albert Bandura memainkan peran kunci. Bandura tidak hanya setuju dengan konsep Belajar Behavioristik tentang perubahan perilaku yang dipengaruhi faktor dari luar dan stimulus, tetapi juga menambahkan dua elemen penting.

Pertama, Bandura menyoroti adanya proses pengendalian pengetahuan yang terjadi antara rangsangan dan tanggapan. Ini menunjukkan bahwa pemahaman dan interpretasi individu terhadap stimulus juga memainkan peran penting dalam pembentukan perilaku.

Kedua, Bandura menekankan bahwa perilaku dipelajari dari lingkungan melalui proses pengamatan. Dalam perspektif ini, lingkungan membentuk perilaku seseorang, tetapi sebaliknya, perilaku individu juga membentuk lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain, ada interaksi timbal balik antara dunia luar dan perilaku individu.

Ciri-ciri Teori Belajar Sosial

Untuk lebih memahami Teori Belajar Sosial, penting untuk mengidentifikasi ciri-ciri khasnya. Beberapa karakteristik utama dari teori ini mencakup:

Fokus Utama pada Pengamatan dan Peniruan

Salah satu ciri paling mencolok dari Teori Belajar Sosial adalah fokus utamanya pada pengamatan dan peniruan. Siswa tidak hanya belajar melalui penguatan atau respons terhadap stimulus, tetapi juga melalui pengamatan perilaku orang lain dan kemudian menirunya.

Model Tingkah Laku Bisa Dipelajari Melalui Berbagai Cara

Tingkah laku atau model yang diamati tidak hanya dipelajari melalui aksi konkret, tetapi juga melalui bahasa, nilai, dan nilai-nilai yang diperagakan oleh orang lain. Ini menciptakan kerangka pembelajaran yang lebih kompleks dan melibatkan aspek-aspek sosial dan kognitif.

Siswa Bisa Meniru Kemampuan atau Perilaku dari Pengalaman Lain

Dalam konteks pendidikan, ini berarti siswa dapat meniru kemampuan atau perilaku yang diamati dari kejadian yang dialami oleh orang lain atau hal-hal yang diperagakan oleh guru sebagai model. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya terbatas pada pengalaman langsung, tetapi juga melibatkan pengamatan dan peniruan.

Siswa Memperoleh Kemampuan Jika Mendapatkan Kepuasan dan Respon Positif

Proses pembelajaran dalam Teori Belajar Sosial melibatkan siklus yang melibatkan perhatian, representasi, peniruan, dan motivasi. Siswa memperoleh kemampuan atau perilaku baru jika mereka mendapatkan kepuasan dan respon rangsangan yang positif sebagai hasil dari tindakan mereka.

Proses Pembelajaran Meliputi Perhatian, Representasi, Peniruan, dan Motivasi

Pembelajaran melalui Teori Belajar Sosial melibatkan beberapa tahap, mulai dari perhatian terhadap perilaku yang diamati, kemampuan untuk merepresentasikan informasi tersebut dalam pikiran, kemudian meniru perilaku tersebut, dan akhirnya didorong oleh motivasi untuk meniru perilaku tersebut.

Contoh & Langkah Penerapan Teori Belajar Sosial

Mengimplementasikan Teori Belajar Sosial dalam konteks kelas bisa menjadi pengalaman yang mendalam dan efektif. Sebagai contoh, dalam pembelajaran Sejarah, guru dapat membawa siswa ke lokasi bersejarah secara langsung, seperti Goa Selarong, untuk mengamati tempat persembunyian Pangeran Diponegoro. Melalui pengamatan langsung ini, siswa tidak hanya memperoleh informasi sejarah tetapi juga terlibat dalam pembelajaran aktif.

Baca juga: Apa itu Teori Belajar Humanistik?

Jika kunjungan langsung tidak memungkinkan, guru dapat menggunakan media seperti video atau gambar yang menunjukkan lokasi dengan detail. Sambil mengamati objek-objek sejarah, guru dapat memberikan informasi terkait sejarahnya dan menciptakan kesempatan untuk mendorong rasa patriotisme siswa.

Dalam mata pelajaran Ekonomi, untuk mengajarkan konsep jual beli, guru dapat menciptakan “pasar” sederhana di kelas. Siswa dapat mengamati proses pembelian, penjualan, dan tawar-menawar. Guru dapat bertindak sebagai model atau meminta bantuan siswa lain yang memiliki pengetahuan tentang topik ini. Kegiatan ini bukan hanya membantu siswa memahami konsep ekonomi, tetapi juga memunculkan diskusi yang aktif di dalam kelas.

Dari contoh-contoh ini, kita dapat melihat empat proses penting dalam penerapan Teori Belajar Sosial:

  • Perhatian
    Sebelum meniru orang lain, siswa harus memberikan perhatian kepada orang yang akan diamati. Sebagai contoh, seorang penari perlu memperhatikan gerakan yang dilakukan oleh penari terkenal agar dapat meniru jenis-jenis gerakan tersebut.

  • Representasi
    Meskipun siswa telah memperhatikan perilaku seseorang, proses pembelajaran tidak akan berjalan lancar jika siswa tidak dapat mengingat perilaku tersebut. Kemampuan untuk merepresentasikan informasi juga merupakan bagian penting dari proses belajar.

  • Peniruan Tingkah Laku
    Setelah memperhatikan dan merepresentasikan informasi, siswa harus memiliki kemampuan untuk mengulang perilaku yang diamati. Ini melibatkan kemampuan untuk mereplikasi aksi atau tingkah laku yang telah diamati.

  • Motivasi
    Pentingnya motivasi dalam konteks Teori Belajar Sosial menjadi jelas. Siswa perlu memiliki keinginan dan motivasi untuk meniru perilaku yang diamati. Motivasi menjadi pendorong utama untuk terus melakukan suatu tindakan atau tingkah laku.

Tantangan dalam Penerapan Teori Belajar Sosial

Meskipun Teori Belajar Sosial membawa banyak manfaat, ada tantangan tertentu yang perlu diperhatikan dalam penerapannya. Karena siswa belajar melalui proses peniruan, ada kemungkinan bahwa bagian-bagian pemodelan negatif juga dapat ditiru oleh siswa. Inilah mengapa peran guru menjadi sangat krusial.

Baca juga:  10+ Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika

Guru tidak hanya bertanggung jawab sebagai fasilitator pembelajaran, tetapi juga harus memonitor dan mengelola bagaimana penerapan Teori Belajar Sosial berlangsung dalam kelas. Penting untuk memberikan contoh yang positif dan memastikan bahwa perilaku yang ditiru oleh siswa adalah perilaku yang diinginkan.

Manfaat Teori Belajar Sosial

Manfaat Teori Belajar Sosial meluas dalam memberikan siswa kesempatan untuk menemukan konsep secara mandiri, merangsang pertanyaan refleksif, dan memfasilitasi pembelajaran yang aktif. Selain itu, teori ini tidak hanya membentuk karakter dan etika siswa, tetapi juga memberikan dasar yang kokoh untuk penilaian yang lebih komprehensif terhadap kemampuan mereka.

  • Membantu Siswa Menemukan Konsep Sendiri
    Teori Belajar Sosial memungkinkan siswa untuk menemukan konsep atau pengetahuan secara mandiri melalui pengamatan dan peniruan. Ini membuka peluang bagi pengembangan kreativitas dan pemikiran mandiri.
  • Mendorong Pertanyaan dan Refleksi
    Pembelajaran melalui pengamatan memunculkan pertanyaan dan refleksi. Siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif tetapi juga merangsang keterlibatan aktif dalam proses belajar.

  • Memungkinkan Penilaian yang Lebih Komprehensif
    Teori Belajar Sosial memungkinkan guru untuk melakukan penilaian yang lebih komprehensif terhadap kemampuan siswa. Pengamatan dan peniruan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang sejauh mana siswa memahami dan menerapkan konsep-konsep yang diajarkan.

  • Fasilitasi Pembelajaran yang Aktif
    Melalui pengamatan dan peniruan, Teori Belajar Sosial memfasilitasi pembelajaran yang aktif. Siswa terlibat dalam proses belajar secara langsung, yang dapat meningkatkan retensi informasi dan pemahaman konsep.

  • Pembentukan Karakter dan Etika
    Dengan memperhatikan dan meniru perilaku positif, Teori Belajar Sosial juga dapat berperan dalam pembentukan karakter dan etika siswa. Siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai yang diamati dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Teori Belajar Sosial, yang diperkenalkan oleh Albert Bandura, membuka perspektif baru dalam dunia pendidikan. Melalui pengamatan dan peniruan, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang perilaku dan konsep tertentu. Namun, perlu diingat bahwa penerapan teori ini memerlukan pengawasan dan bimbingan guru untuk memastikan bahwa siswa meniru perilaku yang diinginkan.

Dalam merangkai lingkungan pembelajaran yang efektif, guru memiliki peran yang sangat vital. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang Teori Belajar Sosial dan implementasinya dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan membantu membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat.

Dengan merangkul konsep Teori Belajar Sosial, kita membuka pintu menuju pembelajaran yang lebih holistik dan terlibat. Ini adalah langkah yang mengarah pada perkembangan siswa sebagai individu yang tidak hanya kompeten secara intelektual, tetapi juga memiliki nilai-nilai dan etika yang positif.

Scroll to Top